HealthekJumat (25/2) Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengatakan bahwa varian Omicron 'siluman' BA.2 sudah menyebar di Jakarta.

Varian ini menjadi rising star di tengah kasus positif COVID-19 yang masih tinggi di Jakarta.

"Karena banyak. Kecepatan penularannya lebih tinggi. BA.1 dan BA.2 yang kemudian menjadi increasing star," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, dalam diskusi online, Jumat (25/2).

Dilansir dari laman World Health and wellness Organization (WHO), varian BA.2 adalah keturunan dari varian COVID-19 Omicron.

Singkatnya, SARS-CoV-2 memiliki varian salah satunya Omicron, dan Omicron punya subvarian BA.2 (Omicron original), satu lagi yaitu BA.2.

Sub-varian 'siluman' Omicron ini masuk version of concern oleh WHO. Alternative of concern sendiri adalah varian COVID-19 yang perubahan genetiknya membuat penularannya lebih tinggi dan/atau menyebabkan gejala lebih berat. Delta dan varian induk Omicron masuk daftar variation of problem that.

Varian Omicron BA.2 sudah masuk Indonesia sejak Januari bulan lalu. Pada tanggal 27 Januari 2022, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan subvarian BA.2 di Indonesia terdapat kurang lebih 10 Dari 1.600 kasus Omicron di Indonesia saat itu.

Apa yang membuat subvarian siluman Omicron BA.2 spesial?

Ada alasan mengapa subvarian ini diberi nama 'siluman' (stealth). Virus dengan subvarian ini dilaporkan bisa lolos tes PCR, dan meninggalkan negatif palsu.

BA.2 memiliki mutasi genetik yang menghilangkan ciri fisik yang sebelumnya menonjol di Omicron BA.1. Pada varian asli Omicron BA.1, ada gen yang hilang.

Gen hilang ini-- yang disebut gen S-- tidak ada di BA.1 tapi muncul di BA.2. Sehingga membuat BA.2 lebih mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya seperti Delta dibanding Omicron.

Tom Peacock, virologis dari Imperial University London mengatakan bahwa PCR bisa mendeteksi keberadaan infection SARS-CoV-2 yang membawa mutasi genetik BA.2, tapi tes khusus yang mendeteksi dan menargetkan Omicron, akan gagal mengenali subvarian BA.2 ini.

"BA.2 juga tidak memiliki mutasi surge 69-70 yang artinya (BA.2) tidak menyebabkan kegagalan tes yang menargetkan gen S di uji taqman qPCR" tulisnya pada sebuah tweet.

"Tes ini mulanya digunakan pada gelombang Omicron untuk mengestimasi seberapa cepat BA.1 menular. Inilah kenapa BA.2 disalahartikan sebagai 'varian siluman'.".

Seberapa menular subvarian siluman ini?


Information terbaru dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa varian BA.2 lebih menular dibanding Omicron BA.1, dan juga tidak menyebabkan gejala yang lebih berat.

"Afrika Selatan melaporkan bahwa (BA2) lebih menular dibanding varian BA.1, tapi menariknya dan kabar gembira, gejalanya terlihat sama (dengan BA.1)" ujar Dr. john Nkengasong, kepala Africa Centres for Illness Control as well as Avoidance.

WHO juga memperkirakan bahwa BA.2 30% lebih cepat menyebar dibandingkan Omicron. BA.2 juga telah terdeteksi di 74 negara dan 47 negara bagian AS.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Para Arkeolog Menemukan 20 Patung Prajurit Terakota Seukuran Manusia